Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

IBU

IBU Engkau adalah sesosok malaikat yang ditadirkan tuhan untukku. Sesosok manusia istimewa dari tuhan untukku. Sesosok manusia yang sempurna bagi anak-anakmu. Sesosok segalanya di mata anak-anakmu. Bagaimanapun dirimu engkau adalah sesosok manusia yang paling segalanya bagi anak-anakmu. Ibu.... Terlukis lelah diwajahmu. Tapi engkau tak pernah mengeluh sedikitpun. Itu semua demi anak-anakmu. Engkau pergi ke sana kemari tanpa lelah. Hanya demi untuk bisa membahagiakan anak-anakmu. Memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anakmu. Ibu.... Bagiku engkau adalah sesosok wanita yang bisa mengerjakan dalam segala hal. Yang paling ku rindukan ketika engkau pulang adalah masakanmu. Masakan yang bagiku adalah masakan terlezat di dunia ini. Ibu...... Engkau tak pernah menuntut anakmu menjadi seseorang yang engkau inginkan. Engkau membebaskan pilihan anakmu asal itu membuat anakmu bahagia. Yang terpenting bagimu adalah selalu ingat Allah dalam setiap hal. Ibu..... Terimakasih ata...

[Bukan] Salah Hati

Bukan Salah Hati Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan mengagungkan hati Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan terus memuja namanya dalam hati Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan terus tersenyum sepanjang hari Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan terus membayangkan si dia Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan terus memikirkan si dia Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan terus melamunkan si dia Tapi, Ketika sekali orang itu dipatahkan, ia akan menyalahkan hatinya Ketika sekali orang itu dipatahkan, ia menaruh benci di hatinya Ketika sekali orang itu dipatahkan, ia akan terus berpikir jelek tentang si dia Lantas? Kenapa ketika seseorang patah hati, ia langsung menyalahkan hatinya? Bukan salah hati, ia jatuh cinta Bukan salah hati, ia patah hati Bukan salah hati, ia terperosok cinta Bukan salah hati, ia terpeleset karena cinta Lantas siapa yang patut dsalahkan? Akalkah? Pikirankah? Tubuhkah? Bibirkah? Atau mata yang memandang si...

KAMU

Ini tentang kamu yang selalu tak bisa pergi dari pikiranku. Aku sudah menyuruhmu untuk pergi dari pikiranku. Tapi selalu saja aku tak bisa melakukannya lagi dan lagi. Setiap kali aku berusaha untuk mengenyahkanmu. Aku selalu saja ingin tahu tentang dirimu. Hal yang terbaru dari dirimu. Tapi nyatanya itu membuat hatiku sakit. Tertusuk oleh sebuah kenyataan. Kenyataan yang meremas hatiku. Untung saja hatiku sudah kebal dengan macam hal itu. Jadi pada akhirnya ya senyumin aja.  Aku yang hanya bisa melihatmu dari kejahuan. Kau yang menebar senyummu. Kau yang berekpresi sedemikan rupa. Hanya bisa kulihat dari kejahuan. Yang tertera hanya di layar, namun dapat dipandang tanpa takut ketahuan dirimu. Ah, itu tak boleh bukan dalam Islam. Tapi terkadang ya namanya juga khilaf seorang manusia. Maafkan aku pernah jatuh cinta kepadamu. Maafkan aku yang pernah mengagumi senyumanmu. Maafkan aku yang telah lancang menaruhmu dalam hatiku. Sekali lagi maafkan aku karena aku hanyalah manusi...