Garis tepi
Garis itu memang nyata adanya, tak bisa dielak, walaupun
tak terlihat secara kasat mata
Garis itu memang nyata adanya, yang membuat jadi
ragu, untuk melangkah lebih jauh
Garis itu pula yang menjadi penyebab Langkah kaki
perlahan mundur teratur
Meyakinkan hati bahwa garis itu bisa saja menghilang?
Sering, namun keraguan masih saja terus menghampiri
Namun kadang seakaan lupa, tertutup oleh rasa, bahwa
garis itu nyata adanya
Masih saja tergoda, untuk terus melangkah, lupa jika sewaktu
waktu dipaksa untuk menjauh
Putar balik menjauhi garis tepi yang melintang di
depan sana
Kala itu, sebuah kata terungkap, di gelapnya malam
yang tanpa bintang
Seaakan tersadar dari khayalan, sudah saatnya harus
menjauh, meskipun berat dilakukan
Perlahan menepi, tanpa tau pasti, bisakah bertemu
lagi, tanpa harus saling menyakiti
Yang terpenting menyiapkan hati yang patah lagi? Harus
menyembuhkan lagi, tanpa tau masihkah bisa berdiri?
Pada akhirnya, harus memaksakan diri, harus bisa
berdiri, dengan hati yang sudah terobati, melangkah dengan pasti, untuk
kehidupan yang berarti
Semoga nanti, bisa bertemu lagi, di garis tepi, dengan
senyuman akan kebahagiaan diri, berkata “aku telah baik-baik saja dan telah
bahagia”.
Komentar
Posting Komentar