Postingan

Takdir

Benar kata orang, perjalanan hidup setelah lulus dari bangku kuliah sangat menyeramkan. Terkadang realita tak seindah harapan yang selalu diimpikan. Saat realita tak sesuai dengan harapan, tentu saja harus berdamai dengan takdir yang sedang dijalankan. Mengupayakan untuk terus berdiri ditengah pertanyaan kebanyakan orang "Mau ngapain setelah ini?", senyuman yang menjadi jadi jawaban untuk setiap pertanyaan orang. Dari sudut pandang orang mengganggap hidupmu nyaman dan baik-baik saja, yang orang tak tahu pikiran carut marut di kepala yang selalu merepotkan. Ikhtiar tak luput dilakukan, mengirim kesana kemari surat lamaran, namun tak kunjung ada panggilan. Paling jauh hanya sampai pada tahap kedua. Tak apalah pikir batinku, yang pasti tak boleh menyerah. Namun, ada kalanya rasa lelah mendera, melihat orang-orang sepertinya mudah mendapatkan pekerjaan. Difikir kembali kok ya membebani diri, dengan entengnya menjawab sendiri "namanya juga hidup, selalu saja sawang sinawang...

Sebuah Perjalanan

  Belum juga beranjak, rasa rindu sudah menghampiri Seringkali perjalanan menyisakan perpisahan Ada tangisan ketika harus berpamitan Namun apa daya, perjalanan harus dilakukan   Demi segala sesuatu yang sedang diperjuangkan Teriakan menggema di seluruh ruangan Bergegas menghampiri petugas sembari melambaikan tangan Menahan tangisan dengan memberikan senyuman   Melangkah mencari kereta Gerbong mana yang akan membawa Menuju kota yang sudah menjadi rumah kedua   Peluit ditiupkan, tanda kereta harus berjalan Melihat dari jendela, ternyata mereka masih di sana Menunggu kereta meninggalkan rumahnya Sembari melambaikan tangan, meskipun tak tahu aku ada di mana   Setiap kereta berjalan, aku berharap Segala sesuata yang sedang diperjuangkan cepat terselesaikan Agar segera kembali ke rumah Yang penuh akan tawa :)

365

Tahun ini, banyak kisah yang terjadi, tanpa tau bagaimana itu bisa terjadi Tahun ini, alur cerita mengalir begitu saja, tanpa tau  ke arah mana cerita akan mengalir Tahun ini, jatuh bangun menghadapi kisah, tanpa tau ternyata tetap bisa berdiri tegak dengan cucuran air mata Tahun ini, banyak lelah yang mendera, tanpa tau ternyata bisa terselesaikan dengan banyak drama Tahun ini, banyak kisah bahagia dan sedih yang bergantian menghampiri Tak mungkin akan terus ada kesedihan tanpa kebahagiaan Tak mungkin akan terus ada kebahagiaan tanpa kesedihan Cerita semua sudah digariskan Tiga ratus enam puluh lima hari yang indah Walau dengan cucuran air mata, tak lupa juga dengan tawa yang indah Tiga ratus enam puluh lima hari yang indah Dengan penuh rasa syukur, bertemu dengan orang-orang yang baik Terimakasih diri Sudah berjuang menemani Meskipun lelah menghampiri Terimakasih atas tiga ratus enam puluh lima hari yang indah ini

Sekelebat Rindu

Kala senja menghampiri, langit jingga menghiasi, aku terpana di depan teras rumah. Sedetik kemudian menghilang, mempersilahkan langit malam menghiasi. Kala itu langit sedang cerah, lagi aku terpana, tanpa kata. Bulan bersinar dengan bintang yang bertaburan, tak lupa mega merah ikut bersanding, menjadikan pemandangan indah yang tersuguhkan alam. Aku duduk termenung, sembari menatap langit yang indah, sekelebat bayang terlintas. Sosok yang selama ini sudah ku usahakan untuk menghilang dalam pikiran, muncul tanpa izin. Sekelebat rindu hadir, tanpa bisa mencegah, tersenyum seorang diri mengingatnya. Sedetik kemudian aku tersadar, jika hanya bayang yang bisa ku kenang, tanpa raga yang bisa bertemu pandang. Aku terdiam, memandang langit sambil bergumam "Ah, ternyata aku masih merindukannya". Semoga diri tetap kuat menghadapinya, semoga hati tetap tegar menerimanya. Semoga rindu tersampaikan oleh angin yang membawa sekelebat rinduku.  Seperti halnya senja, ia selalu menyuguhkan kein...

Garis tepi

Garis itu memang nyata adanya, tak bisa dielak, walaupun tak terlihat secara kasat mata Garis itu memang nyata adanya, yang membuat jadi ragu, untuk melangkah lebih jauh Garis itu pula yang menjadi penyebab Langkah kaki perlahan mundur teratur Meyakinkan hati bahwa garis itu bisa saja menghilang? Sering, namun keraguan masih saja terus menghampiri Namun kadang seakaan lupa, tertutup oleh rasa, bahwa garis itu nyata adanya Masih saja tergoda, untuk terus melangkah, lupa jika sewaktu waktu dipaksa untuk menjauh Putar balik menjauhi garis tepi yang melintang di depan sana   Kala itu, sebuah kata terungkap, di gelapnya malam yang tanpa bintang Seaakan tersadar dari khayalan, sudah saatnya harus menjauh, meskipun berat dilakukan Perlahan menepi, tanpa tau pasti, bisakah bertemu lagi, tanpa harus saling menyakiti Yang terpenting menyiapkan hati yang patah lagi? Harus menyembuhkan lagi, tanpa tau masihkah bisa berdiri?   Pada akhirnya, harus memaksakan diri,...

P E R I H A L R I N D U

Memang semua berawal dari terbiasa, yang menyebabkan jadi kebiasaan, yang menyebabkan jadi candu, pada akhirnya menjadi rindu Rindu entah karena memang sayang, entah karena memang cinta, atau bahkan entah karena hanya kehilangan kebiasaan Semua tak sama ketika tiba-tiba menghilang, tanpa pemberitahuan, tanpa pesan, tanpa kabar Yang bisa meraba hanya hati yang merasakan, sesakit apa Ketika ditinggalkan Yang bisa meraba hanya hati yang merasakan, rindu yang mana yang menyebabkan Belajar untuk mengikhlaskan tanpa harus memaksakan Biar hati melegakan tanpa beban Jika memang rindu karena rasa, sampaikan pada senja semoga ia menyampaikannya

Hati yang Patah

Dengan berani dia mengungkapkan Sebuah kata tanpa pertimbangan Dengan berani dia mengatakan Sebuah kata tanpa angan Berdiri di depan sana Tanpa gentar Namun Sebuah penolakan dia dapatkan Senyum manis dia tampilkan Tanpa peduli tatap miris orang Berjalan mundur teratur Tanpa tutur Bersandar  Menatap langit Meraba hati Patah Tanpa suara